Berbedanya Ramadan Sekarang usai Corona Datang, Saatnya Temukan Kekhusyukan dalam Kesendirian

News Of Energy - Kamis (23/4) petang menandai dimulainya bulan suci Ramadan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun, pandemi Virus Corona membuatnya tak sama seperti dulu lagi.
Dilansir dari CNN, situs-situs suci Islam, termasuk di Makkah, Madinah, dan masjid Al-Aqsa di Yerusalem, akan sepi sepanjang Ramadan. Pasalnya, otoritas mengimbau jemaah beribadah di rumah masing-masing. Tak sampai di situ, masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga dalam Islam, juga akan ditutup selama Ramadan, menurut pengumuman Dewan Wakaf Islam Yerusalem pada Kamis (23/4).
Padahal, di bulan suci ini terdapat ibadah istimewa bagi umat Muslim yang disebut salat tarawih yang biasa dilakukan berjemaah di masjid. Tak ayal, rumah ibadah Muslim pun selalu penuh sesak saat Ramadan, kata Imam Omar Suleiman, pendiri sekaligus presiden Institut Riset Islam Yaqeen.
Namun, di tahun ini, saat masyarakat harus mengarantina diri di rumah akibat Virus Corona, Suleiman ingin mengimbau umat Muslim agar fokus beribadah sendiri-sendiri dan menyepi guna menemukan kekhusyukan batin.
"Sebenarnya saat ini bagus juga untuk belajar membiasakan beribadah sendiri. Pasalnya, masih banyak orang yang belum biasa lantaran sudah terbiasa salat di masjid," ujarnya.
Namun, ia khawatir 'ibadah virtual' bakal melunturkan minat untuk beribadah sendiri. Bahkan, Suleiman cemas umat tak mau meninggalkan gawai dan kembali ke masjid saat kondisinya kembali kondusif.
"Ada yang menarik dalam merangkul dan berdoa bersama, berkumpul serta menegakkan bentuk ritual ibadah tradisional. Dan saya tak ingin kehilangannya lantaran kita merasa sedih karena dikarantina Ramadan ini. Namun, saya tak ingin kita melakukan sesuatu yang mengubah 'jalurnya' nanti," ungkapnya.
Senada dengan Suleiman, Hind Makki yang merupakan seorang pendidik lintas agama di Institut Kebijakan dan Pemahaman Sosial, Chicago, memandang Ramadan ini sebagai waktu yang tepat untuk refleksi diri meski biasanya Ramadan mengedepankan kebersamaan.
"Kita bisa kembali ke makna bahwa Ramadan adalah pertapaan spiritual. Dan karena kita semua di rumah, kita tidak harus selalu online," sarannya.
Meski begitu, Makki tetap punya rencana menghadiri buka bersama virtual. Baginya, kegiatan ini setidaknya memberinya kesempatan berinteraksi dengan yang lain saat berbuka puasa.

Sumber : Akurat.co

Komentar